Minggu, 20 Oktober 2019

Resensi Buku Kumpulan Cerpen "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" karya Eka Kurniawan


Resensi Kumpulan Cerpen
"Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi"


Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: Bentang Pustaka
Jumlah Halaman: vi + 170 Halaman
Cetakan Pertama: Maret 2015

Ringkasan:
       Kisah ini dibuka melalui cerpen pertama yang berjudul Gerimis yang Sederhana dengan latar cerita pertemuan Mei dan Effendy yang sangat gugup ketika bertemu. Selama bertemu, mereka melihat pengemis yang ternyata telah menemui mereka sebelumnya. Tetapi, pengemis itu menjadi pembeda besar antara Indonesia dan Amerika. Sebab, sangat berbalik serratus delapan puluh derajat.
       Selanjutnya Gincu Ini Merah, Sayang sebagai cerpen kedua yang menceritakan tentang Marni seorang pelacur yang ditangkap lalu dipenjara oleh para petugas. Tetapi Marni hanya mengakui bahwa ia itu Ibu Rumah Tangga. Para petugas tidak bisa dibodohi oleh Marni. Ketika ia dipenjara, ia meminta pada petugas untuk dibebaskan karna ia khawatir jika suaminya akan mencarinya. Awalnya para petugas tidak mengizinkan. Tetapi, akhirnya seorang perempuan dari dinas social berbaik hati menghubungi suaminya. Rohmat Nurjaman, itulah nama suami Marni. Rohmat pun akhirnya datang menjemput Marni. Ketika ia tahu suaminya datang menjemputnya, ia justru malah berdandan menggunakan bedak dan ia memoleskan gincu ke bibirnya.
       Sesampainya di rumah, Marni melihat koper-kopernya yang berisi barang-barangnya tergeletak diatas sofa. Di depan pintu kamar, Rohmat berkata, “sebaiknya kita bercerai saja.” Marni ingin menjelaskan pada suaminya, tetapi ia tak tahu apa yang harus dijelaskan. Dan suaminya tampak tak menginginkan penjelasan.
       Padahal sebenarnya Rohmat itu sering datang ke tempat pelacuran itu. Tetapi itu semua sudah menjadi masa lalu Rohmat. Waktu itu, ia hanya ingin dilayani Marni yang ternyata hingga kini menjadi istrinya.
       Tiga tahun pernikahan mereka, Rohmat masih merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal, yaitu gincu di bibir Marni yang warnanya mencolok seperti yang digunakan para pelacur. Sehingga Rohmat akhirnya menceraikan Marni.
       Kemudian, cerpen ketiga yang berjudul Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi. Cerpen ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Maya. Maya ini wanita yang sedang patah hati. Padahal ia sudah menikah dengan seorang pria. Ada alasan tersendiri mengapa Maya patah hati walaupun sudah menikah. Maya ditinggalkan kekasihnya pada malam sebelum ia dan Sayuri menikah. Kekasihnya lebih memilih pergi meninggalkan Maya untuk perempuan yang ternyata sahabatnya sendiri. Ia baru menyadari belakangan ini. Ternyata selama ia mempersiapkan acara pernikahan, kekasih dan sahabatnya telah jatuh cinta satu sama lain. Hingga malam pernikahannya, kekasih dan sahabatnya hanya meninggalkan sepucuk surat pengakuan. Ketika Maya mengetahui kabar itu, ia sempat mengiris pergelangan tangannya dengan pisau dapur. Tetapi, adiknya berhasil membawa ke dokter untuk menyelamatkan hidup Maya. Setelah kejadian itu, Maya berada dalam pengawasan keluarganya.
       Pada waktu-waktu itulah mimpi mulai datang. Mimpinya itu menceritakan tentang Maya yang akan mendapatkan kekasih yang tampan, lalu mencintainya, serta kehidupan bahagia untuk mereka berdua.
       Mimpi-mimpi itu terus datang. Meskipun tak setiap malam. Mimpi itu juga membuat Maya yakin jika itu sejenis pesan untuknya.
       Pada suatu malam, ia bermimpi melihat anjing dan lelaki di kota Pangandaran. Ternyata di mimpi itu, lelaki itu adalah kekasihnya. Dengan keberaniannya, Maya pergi sendirian ke kota itu. Tetapi ketika sampai disana, ia merasa kunjungannya ke kota itu untuk bertemu dengan lelaki yang ada di mimpinya itu hanya sia-sia.
       Ketika ia berjalan di hutan, ia bertemu perempuan tua bernama Sayuri. Lalu, ia menginap dirumah Sayuri. Pada awalnya, selama disana Maya tidak menceritakan mimpi yang ia alami. Namun, ketika Sayuri mulai menceritakan ceritanya yang tak pernah ia ceritakan kepada siapaun selain Maya, maka Maya bercerita tentang alasan mengapa Maya datang ke Pangandaran. Sayuri justru tertawa mendengar ceritanya. Sayuri menceritakan apa yang dialami Maya sama dengan yang dialami cucunya, Rona. Ternyata mereka memiliki mimpi yang kisahnya sama. Rona mengatakan ia bermimpi tentang gadis Jakarta yang akan menjadi kekasihnya dan memberikan kebahagiaan. Gadis yang dimaksud itu adalah Maya.
       Saat itu juga pintu terbuka. Maya sangat senang melihat Rona. Maya tidak ingin meninggalkan rumah itu. Air mata Maya mengucur. Bukan karena sedih, melainkan tangis bahagia.
       Selanjutnya, cerpen yang menceritakan kehidupan pembantu dan majikannya di Apartemen. Cerpen ini berjudul Penafsir Kebahagiaan. Didalam cerpen ini ada pembantu yang bernama Siti dan majikannya Jimmi seorang mahasiswa. Di apartemen itu, Siti tidak hanya menjadi pembantu, tetapi juga wanita bayaran. Jimmi mengadakan bisnis ini bersama kelima orang temannya. Siti akan melayani Jimmi dan kelima temannya dalam waktu 6 hari, sisanya siti bebas. Keuntungan yang didapatkan Siti ialah visa, tiket, biaya hidup enam bulannya gratis ditanggung Jimmi.
       Suatu saat, ketika Jimmi sedang pergi berlibur, ternyata Siti hamil. Siti panik tidak bisa menentukan siapa bapak dari anak itu nantinya. Anehnya, justru Markum, ayah dari Jimmi yang akan bertanggung jawab.
       Ketika mengetahui kabar tersebut, Jimmi dan Ayahnya justru membuang Siti. Tetapi polisi berhasil menangkap mereka bersama lima mahasiswa lainnya. Mereka ditahan di tahanan polisi federal. Lalu, Siti ditampung konsulat Indonesia dan ia diperbolehkan mempertahankan bayinya.
       Cerpen selanjutnya berjudul Membuat Senang Seekor Gajah. Cerpen ini menceritakan tentang seekor gajah yang kepanasan lalu ia memasuki rumah yang ditinggali dua anak kecil, laki-laki dan perempuan. Gajah itu membutuhkan lemari pendingin agar badannya tidak kepanasan. Lalu, ia meminta dua anak kecil itu untuk membuatnya senang. Caranya cukup mudah, dengan membantu gajah itu untuk memasukkan dirinya ke lemari pendingin. Sayangya, tubuh gajah itu terlalu besar sehingga membuat dua anak kecil itu berinisiatif memotong kecil tubuh si gajah itu, yang di ibaratkan buah pepaya yang biasa dipotong kecil-kecil oleh ibu mereka.
       Tanpa mereka sadari, mereka telah membunuh si Gajah. Anak perempuan itu merasa sangat sedih. Tetapi, si anak laki-laki itu berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa si Gajah senang, karena badannya telah masuk ke lemari pendingin.
       Cerpen keenam judulnya Jangan Kencing di Sini. Cerpen itu menceritakan tentang toko seorang gadis yang telah diberi tanda larangan berupa “Jangan Kencing di Sini!” tetap saja di kencingi orang-orang. Ia jengkel, lalu ia meminta kepada pegawainya yang bernama Marjan untuk mengganti tulisan itu dengan “Kebersihan itu Sebagian dari Iman.” Ketika diganti, tidak ada bau kencing lagi, sehingga membuat, gadis itu senang. Beberapa hari kemudian, bau kencing itu tercium kembali. Sehingga gadis itu harus menyelidiki siapa pelakunya.
       Saat gadis itu menyelidiki, ia merasa jenuh. Tiba-tiba, ia merasa ingin kencing. Ia tidak bisa menahan kencing itu. Lalu, ia kencing di kakus. Ia bau menyadari bahwa tanda larangan yang ia buat itu kadang tidak berguna. Ia baru merasakan kenikmatan tidak menahan kencing.
       Cerpen ketujuh ini judulnya Tiga Kematian Marsilam. Isinya tentang Marsilam yang bunuh diri dari lantai 12 hotelnya. Ia justru tak takut kematian. Semua kematiannya sudah ia tulis di tangannya.
       Pada kematiannya ini, ia takut kehilangan Karmila, sehingga ia menitipkan pada Jalu. Kematian kedua dan ketiganya disebabkan senapan yang mengenai tubuhnya.
       Cerpen selanjutnya berjudul Cerita Batu. Batu ini tidak sekedar batu biasa. Batu itu juga menjadi tempat dimana perempuan sekarat dibuang di sungai oleh lelaki. Perempuan itu diikat diatas batu. Batu itu merasa kesal, ia ingin balas dendam perbuatan yang telah dilakukan lelaki itu.
       Ketika si Batu melihat lelaki itu, si Batu berteriak. Sayangnya, tidak ada yang mendengarkan teriakan si Batu.
       Sebenarnya ada alasan tersendiri mengapa lelaki itu membunuh si perempuan. Sebenarnya perempuan itu adalah istrinya sendiri. Lelaki itu jatuh cinta dengan perempuan lain. Karena tidak ingin memperpanjang masalah, ia membunuh istrinya sendiri.
       Kemudian, cerpen selanjutnya berjudul La Cage aux Folles. Yang artinya hotel di Amerika. Di hotel itu ada biduan bernama Yvonne Elliman yang mana ia seorang waria. Nama aslinya Sachi. Ia dulu juga sempat operasi plastik. Ketika ia bernyanyi, ada lelaki bernama Martha yang terus memperhatikannya. Di samping itu, sang pemilik restoran ternyata jatuh cinta dengan Martha. Padahal mereka sesama lelaki.
       Selanjutnya cerpen berjudul Setiap Anjing Boleh Bahagia. Cerpen ini tentang wanita bernama Raya yang menyukai anjing tetapi selalu nasib buruk datang kepadanya. Roni mempunyai ibu yang melarangnya memelihara anjing karena rumah yang terdapat anjing didalamnya tidak akan dimasuki malaikat.
       Ketika ia menikah, ia mendapat suami yang melarang ia untuk memelihara anjing. Jika Raya memelihara anjing, maka suaminya akan menembak mati anjing itu. Sudah ada 18 anjing yang ditembak mati olehnya dikarenakan saudaranya dulu pernah menjadi santapan anjingnya yang kelaparan.
       Suatu saat Raya menemukan anjing. Anjing itu ia beri nama Ronin. Ronin anjing selokan yang tak pernah merasaka makanan enak dan hidupnya menyedihkan. Semua makanan dijalan ia makan.
       Ketika bertemu Raya, hidupnya berubah seratus delapan puluh. Raya sangat menyayangi Ronin. Begitu pula Ronin. Raya rela pergi meninggalkan keluarganya demi merawat Ronin.
       Kemudian ada lagi cerpen yang menceritakan tentang kehidupan hewan. Cerpen itu berjudul Kapten Bebek Hijau. Di kaki bukit, tinggallah Emak Bebek dan keempat anaknya. Mereka semua bewarna kuning. Warna langka yang tidak dimiliki bebek lain disana.
       Suatu saat ketika salah ekor anak bebek memakan buah mogita yang merupakan makanan ular yang sangat beracun. Buah itu juga memiliki rasa yang enak dan merupakan buah terlarang. Sebab, jika ada bebek yang memakan buah itu, maka bulunya akan berubah menjadi hijau. Maka dari itu si anak bebek merasa menyesal sekali telah memakan buah itu.
       Emak bebek pun mencoba menghibur si anak bebek dengan memanggil namanya menjadi Kapten Bebek Hijau. Tapi ia tak menghiraukan apa yang dikatakan Emaknya. Ia hanya ingin bulunya kembali seperti semula. Solusinya hanya naik ke puncak bukit untuk mencari kunir raja. Disana sangat banyak binatang mengerikan, seperti elang, serigala, ular, dan juga rubah. Ketika sampai, ia langsung memakan ubi pohon kunir. Dan bulunya kembali seperti semula. Ia sangat senang sekali.
       Cerpen selanjutnya berjudul Teka-Teki Silang. Cerpen ini menceritakan tentang gadis yang bernama Juwita. Gadis itu sangat menyukai permainan ini karena membuat pintar dan menurutnya teka-teki silang ini merupakan metaphor terbaik mengenai dunia.
       Cerpen selanjutnya berjudul Membakar Api. Menceritakan tentang seorang ibu yang baru saja melahirkan tidak mengizinkan suaminya melihat anaknya sendiri dikarenakan ia ingin melihat ayahnya, kakek dari anaknya. Ayahnya tidak diketahui keberadaannya. Konon katanya, sang ayah sedang dipasung dan disiksa. Ada yang mengatakan bahwa ayahnya membakar api. Maksudnya ialah menggelapkan uang organisasi. Ternyata memang benar ayahnya ditangkap karena telah menggelapkan uang organisasi.
       Cerpen selanjutnya lagi-lagi menceritakan tentang binatang. Cerpen ini berjudul Pelajaran Memelihara Burung Beo. Menceritakan tentang perempuan bernama Mirah yang pernah memelihara Burung Beo. Burung itu selalu membuatnya ingat dengan mamanya. Karena burung itu sering mengucapkan kata “Mama, Mama”, setiap pagi. Sudah dua kali ia memelihara Burung Beo, tetapi tetap saja mati. Tak diketahui alasannya mengapa burung-burung itu mati.
       Cerpen terakhir berjudul Pengantar Tidur Panjang, yang menceritakan tentang keluarga religius yang sedang berada di masa beratnya dikarenakan seorang pencari nafkahnya dalam keadaan sakit ginjal tak berfungsi. Hingga suatu ketika anak bungsunya mengira sang bapak meninggal dikarenakan ginjalnya sudah tidak berfungsi. Ternyata dugaannya salah. Awalnya ia sudah merasa sedih sekali kehilangan orang yang berguna di masyarakat itu. Bagaimana tidak? Bapaknya sering mengajari anak-anak tetangga mengaji. Tak hanya itu, ia juga memberikan khotbah Jumat di masjid.
       Sang bapak meninggal pada dini hari. Umurnya 63 tahun, menjelang 64. Ia pasti senang sekali sebab itu umur yang sama dengan Rasulullah. Ibunya juga senang, terutama karena ia mendengar kata terakhir yang diucapkan Bapak sebelum meninggal adalah “Allah”.
        
Komentar: 
Kumpulan cerpen ini menurut saya memiliki cerita yang misterius. Akhir ceritanya terkadang tidak terduga. Salah satu contohnya cerpen yang berjudul “Membuat Senang Seekor Gajah”. Namun sayangnya kumpulan cerpen ini memliki kekurangan, yaitu ada beberapa cerpen yang tidak pantas dibaca anak dibawah umur. Ada juga beberapa kata yang tidak pantas diucapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar