Resensi
Kumpulan Cerpen
"Perempuan Patah
Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi"
Penulis: Eka
Kurniawan
Penerbit: Bentang
Pustaka
Jumlah Halaman: vi +
170 Halaman
Cetakan Pertama:
Maret 2015
Ringkasan:
Kisah ini dibuka
melalui cerpen pertama yang berjudul Gerimis
yang Sederhana dengan latar cerita pertemuan Mei dan Effendy yang sangat
gugup ketika bertemu. Selama bertemu, mereka melihat pengemis yang ternyata
telah menemui mereka sebelumnya. Tetapi, pengemis itu menjadi pembeda besar
antara Indonesia dan Amerika. Sebab, sangat berbalik serratus delapan puluh
derajat.
Selanjutnya Gincu Ini Merah, Sayang sebagai cerpen
kedua yang menceritakan tentang Marni seorang pelacur yang ditangkap lalu
dipenjara oleh para petugas. Tetapi Marni hanya mengakui bahwa ia itu Ibu Rumah
Tangga. Para petugas tidak bisa dibodohi oleh Marni. Ketika ia dipenjara, ia
meminta pada petugas untuk dibebaskan karna ia khawatir jika suaminya akan
mencarinya. Awalnya para petugas tidak mengizinkan. Tetapi, akhirnya seorang
perempuan dari dinas social berbaik hati menghubungi suaminya. Rohmat Nurjaman,
itulah nama suami Marni. Rohmat pun akhirnya datang menjemput Marni. Ketika ia
tahu suaminya datang menjemputnya, ia justru malah berdandan menggunakan bedak
dan ia memoleskan gincu ke bibirnya.
Sesampainya di
rumah, Marni melihat koper-kopernya yang berisi barang-barangnya tergeletak
diatas sofa. Di depan pintu kamar, Rohmat berkata, “sebaiknya kita bercerai
saja.” Marni ingin menjelaskan pada suaminya, tetapi ia tak tahu apa yang harus
dijelaskan. Dan suaminya tampak tak menginginkan penjelasan.
Padahal
sebenarnya Rohmat itu sering datang ke tempat pelacuran itu. Tetapi itu semua
sudah menjadi masa lalu Rohmat. Waktu itu, ia hanya ingin dilayani Marni yang
ternyata hingga kini menjadi istrinya.
Tiga tahun
pernikahan mereka, Rohmat masih merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal, yaitu
gincu di bibir Marni yang warnanya mencolok seperti yang digunakan para
pelacur. Sehingga Rohmat akhirnya menceraikan Marni.
Kemudian, cerpen
ketiga yang berjudul Perempuan Patah Hati
yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi. Cerpen ini menceritakan tentang
seorang wanita bernama Maya. Maya ini wanita yang sedang patah hati. Padahal ia
sudah menikah dengan seorang pria. Ada alasan tersendiri mengapa Maya patah
hati walaupun sudah menikah. Maya ditinggalkan kekasihnya pada malam sebelum ia
dan Sayuri menikah. Kekasihnya lebih memilih pergi meninggalkan Maya untuk
perempuan yang ternyata sahabatnya sendiri. Ia baru menyadari belakangan ini.
Ternyata selama ia mempersiapkan acara pernikahan, kekasih dan sahabatnya telah
jatuh cinta satu sama lain. Hingga malam pernikahannya, kekasih dan sahabatnya
hanya meninggalkan sepucuk surat pengakuan. Ketika Maya mengetahui kabar itu,
ia sempat mengiris pergelangan tangannya dengan pisau dapur. Tetapi, adiknya
berhasil membawa ke dokter untuk menyelamatkan hidup Maya. Setelah kejadian
itu, Maya berada dalam pengawasan keluarganya.
Pada waktu-waktu
itulah mimpi mulai datang. Mimpinya itu menceritakan tentang Maya yang akan
mendapatkan kekasih yang tampan, lalu mencintainya, serta kehidupan bahagia
untuk mereka berdua.
Mimpi-mimpi itu
terus datang. Meskipun tak setiap malam. Mimpi itu juga membuat Maya yakin jika
itu sejenis pesan untuknya.
Pada suatu
malam, ia bermimpi melihat anjing dan lelaki di kota Pangandaran. Ternyata di
mimpi itu, lelaki itu adalah kekasihnya. Dengan keberaniannya, Maya pergi
sendirian ke kota itu. Tetapi ketika sampai disana, ia merasa kunjungannya ke
kota itu untuk bertemu dengan lelaki yang ada di mimpinya itu hanya sia-sia.
Ketika ia
berjalan di hutan, ia bertemu perempuan tua bernama Sayuri. Lalu, ia menginap
dirumah Sayuri. Pada awalnya, selama disana Maya tidak menceritakan mimpi yang
ia alami. Namun, ketika Sayuri mulai menceritakan ceritanya yang tak pernah ia
ceritakan kepada siapaun selain Maya, maka Maya bercerita tentang alasan
mengapa Maya datang ke Pangandaran. Sayuri justru tertawa mendengar ceritanya.
Sayuri menceritakan apa yang dialami Maya sama dengan yang dialami cucunya,
Rona. Ternyata mereka memiliki mimpi yang kisahnya sama. Rona mengatakan ia
bermimpi tentang gadis Jakarta yang akan menjadi kekasihnya dan memberikan kebahagiaan.
Gadis yang dimaksud itu adalah Maya.
Saat itu juga
pintu terbuka. Maya sangat senang melihat Rona. Maya tidak ingin meninggalkan
rumah itu. Air mata Maya mengucur. Bukan karena sedih, melainkan tangis
bahagia.
Selanjutnya,
cerpen yang menceritakan kehidupan pembantu dan majikannya di Apartemen. Cerpen
ini berjudul Penafsir Kebahagiaan. Didalam
cerpen ini ada pembantu yang bernama Siti dan majikannya Jimmi seorang
mahasiswa. Di apartemen itu, Siti tidak hanya menjadi pembantu, tetapi juga
wanita bayaran. Jimmi mengadakan bisnis ini bersama kelima orang temannya. Siti
akan melayani Jimmi dan kelima temannya dalam waktu 6 hari, sisanya siti bebas.
Keuntungan yang didapatkan Siti ialah visa, tiket, biaya hidup enam bulannya
gratis ditanggung Jimmi.
Suatu saat,
ketika Jimmi sedang pergi berlibur, ternyata Siti hamil. Siti panik tidak bisa
menentukan siapa bapak dari anak itu nantinya. Anehnya, justru Markum, ayah
dari Jimmi yang akan bertanggung jawab.
Ketika
mengetahui kabar tersebut, Jimmi dan Ayahnya justru membuang Siti. Tetapi
polisi berhasil menangkap mereka bersama lima mahasiswa lainnya. Mereka ditahan
di tahanan polisi federal. Lalu, Siti ditampung konsulat Indonesia dan ia
diperbolehkan mempertahankan bayinya.
Cerpen selanjutnya berjudul Membuat Senang Seekor Gajah. Cerpen ini
menceritakan tentang seekor gajah yang kepanasan lalu ia memasuki rumah yang
ditinggali dua anak kecil, laki-laki dan perempuan. Gajah itu membutuhkan
lemari pendingin agar badannya tidak kepanasan. Lalu, ia meminta dua anak kecil
itu untuk membuatnya senang. Caranya cukup mudah, dengan membantu gajah itu
untuk memasukkan dirinya ke lemari pendingin. Sayangya, tubuh gajah itu terlalu
besar sehingga membuat dua anak kecil itu berinisiatif memotong kecil tubuh si
gajah itu, yang di ibaratkan buah pepaya yang biasa dipotong kecil-kecil oleh
ibu mereka.
Tanpa mereka
sadari, mereka telah membunuh si Gajah. Anak perempuan itu merasa sangat sedih.
Tetapi, si anak laki-laki itu berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa si
Gajah senang, karena badannya telah masuk ke lemari pendingin.
Cerpen keenam
judulnya Jangan Kencing di Sini. Cerpen
itu menceritakan tentang toko seorang gadis yang telah diberi tanda larangan
berupa “Jangan Kencing di Sini!” tetap saja di kencingi orang-orang. Ia
jengkel, lalu ia meminta kepada pegawainya yang bernama Marjan untuk mengganti
tulisan itu dengan “Kebersihan itu Sebagian dari Iman.” Ketika diganti, tidak
ada bau kencing lagi, sehingga membuat, gadis itu senang. Beberapa hari
kemudian, bau kencing itu tercium kembali. Sehingga gadis itu harus menyelidiki
siapa pelakunya.
Saat gadis itu
menyelidiki, ia merasa jenuh. Tiba-tiba, ia merasa ingin kencing. Ia tidak bisa
menahan kencing itu. Lalu, ia kencing di kakus. Ia bau menyadari bahwa tanda
larangan yang ia buat itu kadang tidak berguna. Ia baru merasakan kenikmatan
tidak menahan kencing.
Cerpen ketujuh
ini judulnya Tiga Kematian Marsilam.
Isinya tentang Marsilam yang bunuh diri dari lantai 12 hotelnya. Ia justru tak
takut kematian. Semua kematiannya sudah ia tulis di tangannya.
Pada kematiannya
ini, ia takut kehilangan Karmila, sehingga ia menitipkan pada Jalu. Kematian
kedua dan ketiganya disebabkan senapan yang mengenai tubuhnya.
Cerpen
selanjutnya berjudul Cerita Batu.
Batu ini tidak sekedar batu biasa. Batu itu juga menjadi tempat dimana
perempuan sekarat dibuang di sungai oleh lelaki. Perempuan itu diikat diatas
batu. Batu itu merasa kesal, ia ingin balas dendam perbuatan yang telah dilakukan
lelaki itu.
Ketika si Batu
melihat lelaki itu, si Batu berteriak. Sayangnya, tidak ada yang mendengarkan
teriakan si Batu.
Sebenarnya ada
alasan tersendiri mengapa lelaki itu membunuh si perempuan. Sebenarnya perempuan
itu adalah istrinya sendiri. Lelaki itu jatuh cinta dengan perempuan lain.
Karena tidak ingin memperpanjang masalah, ia membunuh istrinya sendiri.
Kemudian, cerpen
selanjutnya berjudul La Cage aux Folles.
Yang artinya hotel di Amerika. Di hotel itu ada biduan bernama Yvonne Elliman
yang mana ia seorang waria. Nama aslinya Sachi. Ia dulu juga sempat operasi
plastik. Ketika ia bernyanyi, ada lelaki bernama Martha yang terus
memperhatikannya. Di samping itu, sang pemilik restoran ternyata jatuh cinta
dengan Martha. Padahal mereka sesama lelaki.
Selanjutnya
cerpen berjudul Setiap Anjing Boleh
Bahagia. Cerpen ini tentang wanita bernama Raya yang menyukai anjing tetapi
selalu nasib buruk datang kepadanya. Roni mempunyai ibu yang melarangnya memelihara
anjing karena rumah yang terdapat anjing didalamnya tidak akan dimasuki
malaikat.
Ketika ia
menikah, ia mendapat suami yang melarang ia untuk memelihara anjing. Jika Raya
memelihara anjing, maka suaminya akan menembak mati anjing itu. Sudah ada 18
anjing yang ditembak mati olehnya dikarenakan saudaranya dulu pernah menjadi
santapan anjingnya yang kelaparan.
Suatu saat Raya
menemukan anjing. Anjing itu ia beri nama Ronin. Ronin anjing selokan yang tak
pernah merasaka makanan enak dan hidupnya menyedihkan. Semua makanan dijalan ia
makan.
Ketika bertemu
Raya, hidupnya berubah seratus delapan puluh. Raya sangat menyayangi Ronin.
Begitu pula Ronin. Raya rela pergi meninggalkan keluarganya demi merawat Ronin.
Kemudian ada
lagi cerpen yang menceritakan tentang kehidupan hewan. Cerpen itu berjudul
Kapten Bebek Hijau. Di kaki bukit, tinggallah Emak Bebek dan keempat anaknya.
Mereka semua bewarna kuning. Warna langka yang tidak dimiliki bebek lain
disana.
Suatu saat ketika salah ekor anak bebek
memakan buah mogita yang merupakan
makanan ular yang sangat beracun. Buah itu juga memiliki rasa yang enak dan
merupakan buah terlarang. Sebab, jika ada bebek yang memakan buah itu, maka
bulunya akan berubah menjadi hijau. Maka dari itu si anak bebek merasa menyesal
sekali telah memakan buah itu.
Emak bebek pun
mencoba menghibur si anak bebek dengan memanggil namanya menjadi Kapten Bebek
Hijau. Tapi ia tak menghiraukan apa yang dikatakan Emaknya. Ia hanya ingin
bulunya kembali seperti semula. Solusinya hanya naik ke puncak bukit untuk
mencari kunir raja. Disana sangat banyak binatang mengerikan, seperti elang,
serigala, ular, dan juga rubah. Ketika sampai, ia langsung memakan ubi pohon
kunir. Dan bulunya kembali seperti semula. Ia sangat senang sekali.
Cerpen
selanjutnya berjudul Teka-Teki Silang.
Cerpen ini menceritakan tentang gadis yang bernama Juwita. Gadis itu sangat
menyukai permainan ini karena membuat pintar dan menurutnya teka-teki silang ini
merupakan metaphor terbaik mengenai dunia.
Cerpen selanjutnya
berjudul Membakar Api. Menceritakan
tentang seorang ibu yang baru saja melahirkan tidak mengizinkan suaminya melihat
anaknya sendiri dikarenakan ia ingin melihat ayahnya, kakek dari anaknya. Ayahnya
tidak diketahui keberadaannya. Konon katanya, sang ayah sedang dipasung dan
disiksa. Ada yang mengatakan bahwa ayahnya membakar
api. Maksudnya ialah menggelapkan uang organisasi. Ternyata memang benar
ayahnya ditangkap karena telah menggelapkan uang organisasi.
Cerpen selanjutnya
lagi-lagi menceritakan tentang binatang. Cerpen ini berjudul Pelajaran
Memelihara Burung Beo. Menceritakan tentang perempuan bernama Mirah yang pernah
memelihara Burung Beo. Burung itu selalu membuatnya ingat dengan mamanya. Karena
burung itu sering mengucapkan kata “Mama, Mama”, setiap pagi. Sudah dua kali ia
memelihara Burung Beo, tetapi tetap saja mati. Tak diketahui alasannya mengapa
burung-burung itu mati.
Cerpen terakhir
berjudul Pengantar Tidur Panjang, yang menceritakan tentang keluarga religius
yang sedang berada di masa beratnya dikarenakan seorang pencari nafkahnya dalam
keadaan sakit ginjal tak berfungsi. Hingga suatu ketika anak bungsunya mengira
sang bapak meninggal dikarenakan ginjalnya sudah tidak berfungsi. Ternyata dugaannya
salah. Awalnya ia sudah merasa sedih sekali kehilangan orang yang berguna di
masyarakat itu. Bagaimana tidak? Bapaknya sering mengajari anak-anak tetangga
mengaji. Tak hanya itu, ia juga memberikan khotbah Jumat di masjid.
Sang bapak
meninggal pada dini hari. Umurnya 63 tahun, menjelang 64. Ia pasti senang
sekali sebab itu umur yang sama dengan Rasulullah. Ibunya juga senang, terutama
karena ia mendengar kata terakhir yang diucapkan Bapak sebelum meninggal adalah
“Allah”.
Komentar:
Kumpulan cerpen ini menurut saya memiliki cerita yang misterius. Akhir ceritanya terkadang tidak terduga. Salah satu contohnya cerpen yang berjudul “Membuat Senang Seekor Gajah”. Namun sayangnya kumpulan cerpen ini memliki kekurangan, yaitu ada beberapa cerpen yang tidak pantas dibaca anak dibawah umur. Ada juga beberapa kata yang tidak pantas diucapkan.
Kumpulan cerpen ini menurut saya memiliki cerita yang misterius. Akhir ceritanya terkadang tidak terduga. Salah satu contohnya cerpen yang berjudul “Membuat Senang Seekor Gajah”. Namun sayangnya kumpulan cerpen ini memliki kekurangan, yaitu ada beberapa cerpen yang tidak pantas dibaca anak dibawah umur. Ada juga beberapa kata yang tidak pantas diucapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar