Resensi Kumpulan Cerpen “Corat-Coret
di Toilet”
Judul buku: Corat-Coret di Toilet
Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-0386-4
Tebal: 132 halaman
Dari
kumpulan cerpen ini terdapat 12 cerpen didalamnya. Yang ditulis kisaran
1999-2000. Dari 12 cerpen itu, saya akan menceritakan 2 cerpen judulnya dongeng
sebelum bercinta dan corat coret di toilet.
Dongeng Sebelum Bercinta.
Tentang Alamanda yang dijodohkan
oleh sepupunya sendiri, dia meminta kepada calon suaminya untuk mendengarkan
dongeng Alince's Adventure in Wonderland sebelum mereka bercinta di malam
pertama. Karena calon suami sangat mencintai Alamanda, dia menerima syarat
tersebut. Bahkan lebih dari sebulan setelah pernikahan, Alamanda belum juga
menyelesaikan dongengnya. Tentang perjodohan yang tidak diinginkan, tentang
pernikahan yang tanpa cinta, endingnya begitu menendang.
Corat-Coret di Toilet.
Tidak heran cerita ini menjadi
judul, karena dari semua cerpen, Corat-coret di Toilet-lah yang memang
fantastis. Sebenarnya ceritanya sederhana, sebuah toilet umum yang habis dicat
berwarna krem yang centil. Seorang bocah berpenampilan gaya punk terkesima
dengan dinding yang polos, lantas dengan spidol dia menuliskan aspirasinya akan
pemerintahan saat itu. Selanjutnya, dinding toilet tersebut terisi berbagai
macam komentar pengunjungnya, sarana aspirasi yang lebih bebas dan siapa saja
bisa ikut ambil suara.
Kelebihan &
Kekurangan
Kumpulan cerpen ini
memiliki kelebihan yang berupa banyak pesan moral yang bisa diambil pembacanya.
Kekurangannya ialah ada beberapa bagian yang hanya bisa dimengerti atau
dikonsumsi para orang dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar