Rabu, 25 Desember 2019

Resensi Puisi "Menikmati Omong Kosong" karya Weslly Johannes


ANALISIS PUISI

Menikmati Omong Kosong
Karya: Weslly Johannes

Begitu kunikmati
omonganmu yang kosong
pikiranmu yang melompong,
sebab aku tahu kebenarannya
Dan aku suka
Aku suka melihat kau
menipu dirimu untuk kali yang kedua
Kaupikir aku percaya kepada tawamu itu
Kasihan!
Di pikiranku, kau tengah berlayar
di lautan yang anginnya kurampas
sehingga kau tiba-tiba terapung
di atas minyak panas
Sebentar lagi ibu menggoreng
seekor ikan yang mati di kepalaku
Teriakanmu meminta tolong
terlalu keras, membuatku tuli
Tak kudengar lolonganmu,
maka jangan menipu dirimu
satu kali lagi dengan menuduh          
aku tak peduli.

Unsur Fisik
1.     Diksi
Diksi atau pemilihan kata pada puisi ini ialah lolonganmu, terbukti dalam larik “tak kudengar lolonganmu”, yang memiliki makna
2.     Imaji
Imaji atau citraan pada puisi ini, terbukti pada larik:

Aku suka melihat kau (visual/penglihatan)
Teriakanmu meminta tolong (auditif/pendengaran)
terlalu keras, membuatku tuli (auditif/pendengaran)

3.     Kata Konkret
Terdapat repetisi atau pengulangan kata yang merujuk larik sebelumnya, terbukti pada larik ke enam, yaitu “aku suka” dengan diberi akhiran “melihat kau”

4.     Majas/Gaya Bahasa
Majas dalam puisi ini ialah majas personifikasi, yaitu dalam larik “Di pikiranku, kau tengah berlayar”

5.     Rima
Terdapat rima silang pada puisi ini

Dan aku suka
Aku suka melihat kau
umenipu dirimu untuk kali yang kedua
Kaupikir aku percaya kepada tawamu itu

6.     Tipografi
Ada beberapa larik yang diakhiri tanda koma dibelakangnya dan diakhir puisi diakhiri dengan tanda titik
Unsur Batin
1.     Tema
Tema pada puisi ini tentang kesadaran penyair akan kebohongan atau omong kosong seseorang

2.     Nada
Nada yang digunakan dalam puisi ini adalah kecewa, sebab penyair merasa kesal sehingga tidak peduli dan acuh tak acuh lagi dengan seseorang karena omong kosongnya
3.     Rasa
Menggambarkan rasa kekesalan dan kesadaran penyair yang tidak percaya lagi dengan perkataan tanpa ada buktinya atau penuh kebohongan

4.     Amanat
Jika berkata seperlunya jangan berlebihan supaya seseorang memperpercayai apa yang kita ucap dan tidak diremehkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar