Jumat, 27 Desember 2019

Resensi Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar


ANALISIS PUISI

Senja di Pelabuhan Kecil
Karya: Chairil Anwar


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.


Unsur Fisik
1.     Diksi
·         mempercaya mau berpaut
Makna: Tiada lagi harapan

2.     Tipografi
Terdapat titik di awal bait kedua dan ketiga

3.     Imaji
Imaji atau citraan terbukti pada:
·         Pergerakan (Kinestik)
Aku sendiri. Berjalan

4.     Majas
Majas atau gaya bahasa pada puisi ini terbukti pada:
·         Personifikasi
Diantara gudang, rumah tua pada cerita
Maksud: Rumah tua yang seakan mampu untuk bercerita
Ada juga kelepak elang menyinggung muram
Maksud: Kelepak elang yang seakan mampu menyinggung perasaan orang yang sedang muram
·         Hiperbola
Kini tanah dan air tidur hilang ombak
Maksud: Melebih-lebihkan dalamnya kebekuan hati seseorang yang digambarkan

5.     Rima
·         Rima Pasang
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
·         Rima Silang
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

6.     Kata Konkret
Kata konkret pada puisi ini ialah
·         kelepak elang menyinggung muram
Unsur Batin
1.     Tema
Tema dari puisi di atas ialah kesendirian dan kesedihan karena ditinggal kekasih pergi.

2.     Nada
Penyair menceritakan kegagalan cintanya menggunakan nada kesedihan yang mendalam sehingga menggambarkan luka yang mendalam.

3.     Amanat
Sebagai manusia harus bisa melepaskan mengikhlaskan jika seseorang meninggalkan kita. Sebab, tuhan dapat mengambil apapun dan kapanpun yang kita miliki. Tuhan akan memberikan sosok manusia yang lebih baik lagi nantinya.
4.     Rasa
Penyair merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya.
    

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar