Analisis Puisi
Kesabaran
Karya:
Chairil Anwar
Aku
tak bisa tidur
Orang
ngomong, anjing menggonggong
Dunia
jauh mengabur
Kelam
mendinding batu
Dihantam
suara bertalu-talu
Di
sebelahnya api dan abu
Aku
hendak berbicara
Suaraku
hilang, tenaga terbang
Sudah!
Tidak jadi apa-apa!
Ini
dunia enggan disapa, ambil perduli
Keras
membeku air kali
Dan
hidup bukan hidup lagi
Kuulangi
yang dulu kembali
Sambil
bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu
reda yang mesti tiba
Struktur
Puisi
1. Struktur
Batin
a.
Tema
Tema
di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar ini menceritakan tentang
kesabaran penulis dalam menghadapi orang lain di dalam hidupnya.
b.
Perasaan
Perasaan
dalam puisi ini ialah perasaan penyair yang berusaha sabar dalam menghadapi
hidup dan ia tidak perduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang
dirinya. Ia memilih diam dan tidak berkomentar.
c.
Nada dan Suasana
Nada
dalam puisi ini menunjukkan amarah dan rasa kesal, terbukti pada larik-larik:
Aku hendak
berbicara
Suaraku hilang,
tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi
apa-apa!
Suasana
dalam puisi ini menggambarkan jiwa yang kuat Sang Penyair. Sebab ia tidak memikirkan
apa yang membuatnya sakit hati.
d.
Amanat
Pesan
yang dari puisi ini ialah harus sabar dalam menghadapi masalah, sebab masalah
pasti akan selalu datang dalam kehidupan kita.
2. Stuktur
Lahir
a. Diksi
Diksi atau pemilihan kata
yang digunakan Chairil Anwar dalam puisi ini ialah menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti oleh pembacanya
b. Imaji
Aku tak bisa tidur (imaji taktilis)
Orang ngomong, anjing menggonggong (imaji
auditif)
Dunia jauh mengabur (imaji taktilis)
Kelam mendinding batu (imaji taktilis)
Dihantam suara bertalu-talu (imaji auditif)
Di sebelahnya api dan abu (imaji visual)
Aku hendak berbicara (imaji taktilis)
Suaraku hilang, tenaga terbang (imaji
taktilis)
Sudah! Tidak jadi apa-apa! (imaji taktil)
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (imaji
taktilis)
Keras membeku air kali (imaji taktilis)
Dan hidup bukan hidup lagi (imaji taktilis)
Kuulangi yang dulu kembali (imaji taktilis)
Sambil bertutup telinga, berpicing mata (imaji
auditif dan visual)
Menunggu reda yang mesti tiba (imaji taktilis)
c. Kata
Konkret
Dalam puisi ini, kata konkret yang dipilih untuk
menggambarkan bahwa ia berusaha sabar dan mengabaikan komentar orang-orang yang
membicarakannya, terbukti pada larik-larik:
Aku
tak bisa tidur
Orang
ngomong, anjing menggonggong
Dunia
jauh mengabur
Kelam
mendinding batu
Dihantam
suara bertalu-talu
Di
sebelahnya api dan abu
Kata
konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia berusaha berbicara namun ia
tidak bisa berbicara dan berusaha tidak peduli, terbukti pada larik-larik:
Aku
hendak berbicara
Suaraku
hilang, tenaga terbang
Sudah!
Tidak jadi apa-apa!
Ini
dunia enggan disapa, ambil perduli
Kata
konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia kuat dan tahan dalam
menjalani hidup
Keras
membeku air kali
Dan
hidup bukan hidup lagi
Kata
konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia akan terus sabar dan yakin
bahwa cobaan akan berlalu seiring berjalannya waktu
Kuulangi
yang dulu kembali
Sambil
bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu
reda yang mesti tiba
d. Majas
atau Gaya Bahasa
Dalam
puisi ini menggunakan majas hiperbola, terbukti pada larik: Dunia
jauh mengabur, Kelam mendinding batu, Suaraku hilang, tenaga terbang, Keras membeku
air kali, Dan hidup bukan hidup lagi. Selain itu juga terdapat majas
personifikasi, terbukti pada larik: Ini dunia enggan disapa, ambil perduli
e. Rima
dan Ritma
Rima di dalam puisi ‘Kesabaran’
karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:
Aku tak bisa tidur
(pengulangan bunyi fonem /a/ dan /i/)
Orang ngomong, anjing nggonggong (pengulangan bunyi fonem /o/ dan
/ng/)
Dunia
jauh mengabur (pengulangan bunyi fonem /u/)
Kelam mendinding batu (pengulangan bunyi
fonem /e/ dan /m/)
Dihantam suara
bertalu-talu (pengulangan bunyi fonem /a/)
Di sebelahnya api dan abu
(pengulangan bunyi fonem /a/)
Aku hendak bicara (pengulangan bunyi
fonem /a/)
Suaraku hilang, tenaga terbang (pengulangan bunyi fonem /a/ dan
/ng/)
Sudah! tidak jadi apa-apa!
(pengulangan bunyi fonem /a/)
Ini dunia
enggan disapa, ambil perduli (pengulangan bunyi fonem /i/ dan /a/)
Keras membeku air
kali (pengulangan bunyi fonem /k/,
/e/, dan /a/)
Dan
hidup bukan hidup lagi
(pengulangan bunyi fonem /a/, /i/ dan kata ‘hidup’)
Kuulangi yang dulu kembali (pengulangan bunyi fonem /u/ dan /a/)
Sambil bertutup
telinga, berpicing mata (pengulangan bunyi fonem /a/,/i/ dan
/u/)
Menunggu
reda yang mesti tiba (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /a/)
Ritma di dalam puisi ‘Kesabaran’
karya Chairil Anwar adalah kata ‘aku’ yang seolah bergelombang menimbulkan
ritma.
Aku tak bisa tidur
Orang
ngomong, anjing nggonggong
Dunia
jauh mengabur
Kelam
mendinding batu
Dihantam
suara bertalu-talu
Di
sebelahnya api dan abu
Aku hendak bicara
Suaraku
hilang, tenaga terbang
Sudah!
Tidak jadi apa-apa!
Ini
dunia enggan disapa, ambil perduli
Keras
membeku air kali
Dan
hidup bukan hidup lagi
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil
bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu
reda yang mesti tiba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar