Minggu, 01 Desember 2019

Resensi Puisi "Kesabaran" karya Chairil Anwar


Analisis Puisi

Kesabaran
Karya: Chairil Anwar

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing menggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

Struktur Puisi
1.      Struktur Batin
a.       Tema
Tema di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar ini menceritakan tentang kesabaran penulis dalam menghadapi orang lain di dalam hidupnya.

b.      Perasaan
Perasaan dalam puisi ini ialah perasaan penyair yang berusaha sabar dalam menghadapi hidup dan ia tidak perduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya. Ia memilih diam dan tidak berkomentar.

c.       Nada dan Suasana
Nada dalam puisi ini menunjukkan amarah dan rasa kesal, terbukti pada larik-larik:
Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Suasana dalam puisi ini menggambarkan jiwa yang kuat Sang Penyair. Sebab ia tidak memikirkan apa yang membuatnya sakit hati.

d.      Amanat
Pesan yang dari puisi ini ialah harus sabar dalam menghadapi masalah, sebab masalah pasti akan selalu datang dalam kehidupan kita.

2.      Stuktur Lahir
a.       Diksi
Diksi atau pemilihan kata yang digunakan Chairil Anwar dalam puisi ini ialah menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembacanya

b.      Imaji
Aku tak bisa tidur (imaji taktilis)
Orang ngomong, anjing menggonggong (imaji auditif)
Dunia jauh mengabur (imaji taktilis)
Kelam mendinding batu (imaji taktilis)
Dihantam suara bertalu-talu (imaji auditif)
Di sebelahnya api dan abu (imaji visual)

Aku hendak berbicara (imaji taktilis)
Suaraku hilang, tenaga terbang (imaji taktilis)
Sudah! Tidak jadi apa-apa! (imaji taktil)
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (imaji taktilis)

Keras membeku air kali (imaji taktilis)
Dan hidup bukan hidup lagi (imaji taktilis)

Kuulangi yang dulu kembali (imaji taktilis)
Sambil bertutup telinga, berpicing mata (imaji auditif dan visual)
Menunggu reda yang mesti tiba (imaji taktilis)

c.       Kata Konkret
Dalam puisi ini, kata konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia berusaha sabar dan mengabaikan komentar orang-orang yang membicarakannya, terbukti pada larik-larik:
Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing menggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu
Kata konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia berusaha berbicara namun ia tidak bisa berbicara dan berusaha tidak peduli, terbukti pada larik-larik:
Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli
Kata konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia kuat dan tahan dalam menjalani hidup
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi
Kata konkret yang dipilih untuk menggambarkan bahwa ia akan terus sabar dan yakin bahwa cobaan akan berlalu seiring berjalannya waktu
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

d.      Majas atau Gaya Bahasa
Dalam puisi ini menggunakan majas hiperbola, terbukti pada larik: Dunia jauh mengabur, Kelam mendinding batu, Suaraku hilang, tenaga terbang, Keras membeku air kali, Dan hidup bukan hidup lagi. Selain itu juga terdapat majas personifikasi, terbukti pada larik: Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

e.       Rima dan Ritma
Rima di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:

Aku tak bisa tidur (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /i/)
Orang ngomong, anjing nggonggong (pengulangan bunyi fonem /o/ dan /ng/)
Dunia jauh mengabur (pengulangan bunyi fonem /u/)
Kelam mendinding batu (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /m/)
Dihantam suara bertalu-talu (pengulangan bunyi fonem /a/)
Di sebelahnya api dan abu (pengulangan bunyi fonem /a/)

Aku hendak bicara (pengulangan bunyi fonem /a/)
Suaraku hilang, tenaga terbang (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /ng/)
Sudah! tidak jadi apa-apa! (pengulangan bunyi fonem /a/)
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (pengulangan bunyi fonem /i/ dan /a/)

Keras membeku air kali (pengulangan bunyi fonem /k/, /e/, dan /a/)
Dan hidup bukan hidup lagi (pengulangan bunyi fonem /a/, /i/ dan kata ‘hidup’)

Kuulangi yang dulu kembali (pengulangan bunyi fonem /u/ dan /a/)
Sambil bertutup telinga, berpicing mata (pengulangan bunyi fonem /a/,/i/ dan /u/)
Menunggu reda yang mesti tiba (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /a/)

Ritma di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah kata ‘aku’ yang seolah bergelombang menimbulkan ritma.
Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba











Tidak ada komentar:

Posting Komentar