Selasa, 24 Desember 2019

Resensi Puisi "Doa" karya Chairil Anwar


ANALISIS PUISI

Doa
Karya: Chairil Anwar

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Unsur Fisik
1.     Diksi
Diksi atau pemilihan kata yang digunakan ialah diksi CayaMu yang tidak digunakan penyair lain. Diksi ini mengacu pada Cahaya atau Cahya yang artinya sinar.

2.     Kata Konkret
Kata konkret yang digunakan dalam puisi itu ialah pintuMu, yang dalam puisi menunjukkan bahwa penyair ingin masuk dalam (lindungan) tuhan.

3.     Imaji
Citra yang digunakan dalam puisi Doa ini ialah citra penglihatan (visual) dan citra perabaan (taktil), yang terbukti pada larik:

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi (visual)
CayaMu panas suci (taktil)

4.     Majas/Gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini ada dua macam, yaitu metafora dan hiperbola, yang terbukti dalam larik:

Hiperbola:
Aku hilang bentuk
remuk

Metafora:
Di pintuMu aku mengetuk

5.     Rima
Pada bait I susunan rima ( u-u-u-u-u-i-i). Merupakan rima acak. Didominasi oleh vokal u yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan bahwa masalah krisis iman yang dialami penulis merupakan masalah yang berat.
Pada bait II susunan rima (u-u-u-u-i-u-i). Merupakan rima acak. Didominasi oleh vokal u yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan bahwa masalah krisis iman yang dialami penulis merupakan masalah yang berat.

6.     Tipografi
Puisi ini terbagi menjadi dua bait. Yang masing-masing lariknya terdiri dari sedikit kata

Unsur Batin
1.     Tema
Tema puisi Doa karya Chairil Anwar ini ialah ketuhanan atau hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Dapat dibuktikan melalui kutipan puisi “Tuhanku / Dalam termangu / Aku masih menyebut nama-Mu”

2.     Nada
Nada yang digunakan dalam puisi tersebut adalah sedih. Dikarenakan seorang penyair merasa menyesal terhadap apa yang ia perbuat

3.     Rasa
Rasa dalam puisi ini menggambarkan rasa yang menyedihkan dan mengharukan, yang terbukti dalam:

 Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu

Hal ini menunjukkan bahwa penyair termenung memikirkan kesalahannya dan benar benar menyesal atas apa yang ia telah perbuat.

4.     Amanat
Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan, sehingga kita harus menyadari kesalahan kita dan segera bertaubat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar